Kamis, 14 Mei 2009

RPP MATEMATIKA KELAS II GEOMETRI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN Pancasila
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : II/ 2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : Mengenal unsur-unsur bangun datar sederhana
Kompetensi Dasar : Mengenal sisi bangun datar
A. Indikator :
Menghitung jumlah sisi bangun datar
B. Tujuan Pembelajaran
Dengan melakukan diskusi kelompok, siswa dapat menghitung jumlah sisi bangun datar
C. Materi Pembelajaran
“Bangun Datar”
D. Metode dan Model Pembelajara
1. Tanya jawab
2. Diskusi
3. Tugas kelompok dan individual
4. Model pembelajaran langsung
E. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Awal :
a. Presensi
b. Apersepsi: mebahas PR pertemuan lalu
2. Kegiatan Inti :
a. Guru melakukan pre test
b. Dengan tanya jawab guru menjelaskan tentang sisi bangun datar
c. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok secara heterogen
d. Secara berkelompok siswa menggambar segitiga dan persegi, guru memantau siswa dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan.
e. Guru memandu diskusi dan merumuskan jawaban yang benar
f. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan kelompok lain menanggapi.
3. Kegiatan Akhir :
a. Membimbing siswa untuk merangkum materi yang baru saja disajikan
b. Guru memberikan tugas atau PR
F. Alat/ Bahan/ Sumber
Sulardi. KTSP 2006. Pandai Berhitung Matematika II. Jakarta : Erlangga.
Tim Bina Karya Guru. KTSP 2006. Terampil Berhitung Matematika untuk kelas III SD. Jakarta: Erlangga.
G. Penilaian :
1. Penilaian Hasil
Buatlah bangun datar dari kertas karton meliputi persegi, segitiga, persegi panjang, lingkaran, kemudian hitunglah jumlah sisi-sisinya !
2. Penilaian proses
Tabel penilaian aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung
No Nama siswa Aspek yang dinilai Skor Nilai Akhir
Aktif Teliti Tepat Berani
1 Andjo 9 9 9 9 36 9
2 Joand 8 8 8 8 32 8
3 Onald 7 7 7 7 28 7
4 Tima 6 6 6 6 24 6
5 Dst….

H. RKTL
Hitunglah berapa banyak bangun datar yang ada di rumahmu!

RPP MATEMATIKA KELAS VI PAKEM

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDN Lidah Wetan II
Mata pelajaran : Matematika
Kelas/semester : VI/I
Alokasi waktu : 2 x 40 menit (1 x pertemuan)
1. Standar Kompetensi
Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah
2. Kompetensi dasar
Menggunakan sifat-sifat operasi hitung termasuk operasi campuran, FPB dan KPK
3. Indikator
a. Siswa dapat menetukan sifat komutatif operasi hitung
b. Siswa dapat menetukan sifat asosiatif operasi hitung
c. Siswa dapat menetukan sifat distributf operasi hitung
4. Tujuan pembelajaran
Dengan melakukan diskusi dan demonstrasi,siswa dapat:
a. Menetukan sifat komutatif operasi hitung
b. Menetukan sifat asosiatif operasi hitung
c. Menetukan sifat distributif operasi hitung
5. Materi pembelajaran : “Operasi Hitung Bilangan Bulat”
Sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat
• Sifat pertukaran (komutatif)
Sifat pertukaran atau komutatif hanya brlaku pada penjumlahan dan perkalian. Sedangkan pada pembagian dan pengurangan, sifat komutatif tidak berlaku.
Sebagai contoh :
 Untuk Perkalian dan Penjumlahan:
43 + 23 = 23 + 43
23 x 12 = 12 x 23
 Untuk Pembagian dan Pengurangan:
54 – 23 tidak sama dengan 23 – 54
42 : 2 tidak sama dengan 2: 42
Oleh karena itu, dapt ditarik kesimpulan bahwa :
Sifat pertukaran (komutatif) pada penjumlahan :
a + b = b + a ; dan sifat pertukaran (komunitatif) pada perkalian:
a x b = b x a.
Contohnya:
 Hitunglah soal-soal dibawah ini !
o 81 x 20 = 20 x 81 = 1620
o 23 + 57 = 57 + 23 = 80
• Sifat pengelompokan (asosiatif)
Sama halnya dengan sifat komunitatif, sifat asosiatif hanya berlaku pada penjumlahan dan perkalian. Sedangkan pada pembagian dan pengurangan, sifat komutatif tidak berlaku.
Sebagai contoh :
 Untuk Perkalian dan Penjumlahan:
o 43 + 23 + 24 = 90
(43 + 23 ) + 24 = 56 + 24 = 90
43 + (23 + 24 ) = 43 + 47 = 90
Jadi, (43 + 23 ) + 24 = 43 + ( 23 + 24 )
o 24 x 10 x 68 = 16320
(24 x 10) x 68 = 240 x 68 = 16320
24 x (10 x 68) = 24 x 680 = 16320
Jadi, (24 x 10) x 68 = 24 x (10 x 68
Oleh karena itu, dapt ditarik kesimpulan bahwa :
Sifat pengelompokan (asosiatif) pada penjumlahan :
a + b + c = (a + b) + c = a + (b + c ) ; dan sifat pengelompokan (asosiatif) pada perkalian:
a x b x c = (a x b) x c = a x (b x c)
• Sifat penyebaran (distributif)
Sifat penyebaran berlaku pada perkalian terhadap penjumlahan dan pengurangan, serta pada pembagian terhadap penjumlahan dan pengurangan.
 Untuk Perkalian terhadap penjumlahan dan pengurangan
o 24 x (10 + 5) = (24 x 10) + (24 x 5)
24 x 15 = 240 + 120
360 = 360
o 62 x (25-5) = (62 x 25) – (62 x 5)
62 x 20 = 1550 – 310
1240 = 1240
Oleh karena itu, dapt ditarik kesimpulan bahwa :
Sifat penyebaran (distributif) perkalian terhadap penjumlahan :
a x (b + c) = (a x b) + (a x c) ; dan sifat penyebaran (distributif) perkalian terhadap pengurangan: a x(b - c )= (a x b) - ( a x c)
 Pembagian terhadap penjumlahan dan pengurangan
o (105 + 75) : 15 = (105 : 15) + (75 : 15)
180 : 15 = 7 + 5
12 = 12
o (105 – 75 ) 15 = (105 : 15)- (75 : 15)
30 : 15 = 7 – 5
2 = 2

Oleh karena itu, dapt ditarik kesimpulan bahwa :
Sifat penyebaran (distributif) pembagian terhadap penjumlahan :
(a + b) : c = (a : c) + (b : c) ; dan sifat penyebaran (distributif) pembagian terhadap pengurangan: (a – b) : c = (a : c) - ( b : c)
Catatan: untuk pembagian, hanya berlaku dari sebelah kana an tidak berlaku dari sebelah kiri.

6. Model dan Metode pembelajaran
a. Model : pembelajaran kontekstual dengan model kooperatif.
b. Metode : ceramah,Tanya jawab, diskusi,demonstrasi dan penugasan

7. Langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan (waktu) Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pendahuluan (10 menit) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa • Memotivasi siswa : Bertanya“Di kelas kita ada 40 orang siswa. Jika Bapak ingin membagi kalian menjadi 5 kelompok, maka berapa orang yang ada pada tiap kelompok ?
• Tanya jawab yang berkaitan dengan pertanyaan di atas
• Menyampaikan tujuan pembelajaran. Menyimak pertanyaan guru.




Interaksi antara siswa dan guru
Menyimak
Inti (60 menit) Menyajikan informasi • Memberikan informasi : menjelaskan operasi hitung mengenai sifat-sifatnya (komunitatif, asosiatif dan distributuf)
• Memberikan contoh masing-masing sifat operasi hitung bilangan tersebut dengan cara memdemonstrasikan cara kerja masing-masing sifat operasi hitung bilangan. Menyimak dan mencatat



Menyimak dan mencatat contoh soal
Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar • Membentuk 5 kelompok belajar : anggota kelompok beragam (dari segi kemampuan,jenis kelamin dn ras) Transisi ke kelompok masing-masing
Membimbing kelompok • Membagikan LKS untuk dikerjakan siswa
• Menerangkan cara kerja LKS
• Membimbing kelompok : mengawasi siswa saat kelompok mengerjakan LKS Bekerja dalam kelompok kooperatif
Menyimak penjelasan guru
Penutup (10 menit) Evaluasi • Membimbing presentasi : membimbing kelompok yang telah di pilih untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan cara mendemonstrasikan hasil kerjanya di papan tulis. • Menyimak dan mencatat hasil LKS di demonstrasikan oleh kelompok terpilih
• Bekerja dalam kelompok kooperatif
Penghargaan • Memberikan penghargaan kepada kelompok yang kinerjanya baik dalam menyelesaikan LKS Bekerja dalam kelompok kooperatif
• Merangkum: membantu siswa merangkum hasil belajar yang di peroleh.
• Memberikan tugas “PR” Menyimak dan mencatat

Mencatat PR

8. Alat, Bahan dan Sumber Belajar
a. Tim Penulis Grasindo. 2006. Pintar Matematika untuk SD dan MI Kelas VI. Jakarta: Grasindo
b. Anggota IKAPI.2006. Cerdas Matematika VI A. Jakarta : Yudhistira
9. Penilaian
a. Tertulis
Butir soal (PR) : kerjakanlah soal dibawah dengan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan !
• 198 + 782 =….. +……
• 54 x 8 x 38 = ….=….=…..=…..
• 34 x (40 + 20) =
…… =…..
…… =,…..
• 562 x (782 -699) =…..
…… =….
….. =…..
• (120 + 20) : 10 =….
…….. =……
…… =…..

b. Hasil/kinerja
Aspek yang dinilai:
• Keaktifan
• Kerja sama
• Ketelitian
• Ketepatan
Penskoran atau rentang nilai:
• Keaktifan : 5-10
• Kerja sama : 5-10
• Ketelitain : 5-10
• Ketepatan : 5-10
Contoh format penilaian
No Nama siswa Aspek yang dinilai Jumlah Rata-rata
Nilai akhir
Aktif Kerja sama Teliti Tepat
1 Andjo 8 7 9 7 31 7,75 8
2 Fanie 7 8 9 8 33 8,25 8
3 Dst… … … … … … … …
Keterangan:
Nilai Akhir = Jumlah aspek yang dinilai : 4
= (8 + 7 + 9 + 7 ) : 4
= 33/4
= 7,75 dibulatkan menjadi 8…

10. RKTL (Rencana kegiatan Tindak Lanjut)
a. Membandingkan masing-masing sifat operasi hitung (komunikatif, asosiatif dan distributif) bilangan bulat dalam pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Lampiran :
Lembar Kerja Siswa
(LKS)
Kerjakanlah soal dibawah dengan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan !
• 182 + 782 =….. +……
• 25 x 5 x 30 = ….=….=…..=…..
• 32 x (45 + 25) =
…… =…..
…… =,…..
• 642 x (820 -420) =…..
…… =….
….. =…..
• (160 + 400) : 10 =….
…….. =……
…… =…..

Sabtu, 02 Mei 2009

RPP MATEMATIKA KELAS IV

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDN
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV/I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)
1. Standar Kompetensi:
Menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar sederhana dalam pemecahan masalah.
2. Standar Kompetensi:
Menentukan keliling dan luas jajargenjang dan segitiga.
3. Indikator:
a. Menentukan keliling segitiga
b. Menentukan luas segitiga
c. Menyelesaikan soal-soal keliling segitiga
d. Menyelesaikan soal-soal luas segitiga
4. Tujuan Pembelajaran:
Dengan mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat:
a. Menentukan keliling segitiga dengan benar
b. Menentukan luas segitiga dengan baik
Melalui diskusi, siswa dapat:
c. Menyelesaikan soal-soal keliling segitiga dengan baik
d. Menyelesaikan soal-soal luas segitiga dengan baik
5. Materi Pembelajaran: “Menentukan Keliling dan luas segitiga”
Keliling dan luas segitiga
· Keliling segitiga : keliling segitiga diperoleh dengan cara menjumlahkan semua sisinya. Keliling dilambangkan dengan huruf K. Sebagai contoh:
Misalkan segitiga ABC dengan panjang sisi masing-masing adalah AB = 40 cm, BC = 30 cm dan AC = 40 cm, maka keliling (K) adalah:
K = AB + BC + AC
= 40 + 30 + 40
= 110 cm
Jadi, keliling segitiga ABC adalah 110 cm.
Rumus Keliling segitiga adalah : K = AB+BC+AC
· Luas segitiga: L = panjang x lebar
2
Misalkan AB = alas segitiga = a
AD = tingggi segitiga = t
Luas daerah segitiga ABD dirumuskan sebagai berikut:

· Luas daerah segitiga ABD = L = a x t
2
Contoh soal :Sebuah segitiga ABC dengan alas segitiga(a) = 23 cm dan tingggi segitiga(t) = 34 cm. Berapa Luas segitiga ABC tersebut ?
Jawab: Luas segitiga = a x t
2
Luas segitiga ABC = 20 cm x 30 cm
2
= 60 cm2
2
= 30 cm2
Jadi, luas segitiga ABC adalah 30 cm2

6. Model dan Metode Pembelajaran:
a. Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif
b. Metode Pembelajaran:
· Ceramah
· Tanya jawab
· Penugasan
· Demonstrasi
· Diskusi

7. Langkah-Langkah Pembelajaran:

Fase Peran Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa · Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
· Guru memotivasi siswa dengan pertanyaan-petanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan di ajarakan. Contohnya: siapa yang masih ingat pelajaran mengenai bentuk-bentuk bangun datar dan sifat-sifatnya?
· Tanya jawab mengenai pertanyaan diatas.
Fase 2
Menyajikan informasi · Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi.(lipatan kertas)
Fase 3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif · Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok secara heterogen dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
· Guru membagikan LKS (terlampir) kepada masing-masing kelompok.
Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dalam belajar · Guru berkeliling dan mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik atau tidak.
· Guru menilai kinerja (proses siswa) secara individu pada saat mereka mengerjakan LKS yang dibagikan.
Fase 5
Evaluasi · Guru mengevaluasi hasil kerja kelompok dengan cara memberi kesempatan kepada masing-masing kelompok belajar untu kempresentasikan hasil diskusi di dpean kelas secara bergiliran dan kelompok lain menanggapi.
Fase 6
Memberikan penghargaan · Guru memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok yang telah tampil baik itu upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
8. Alat dan Sumber
a. Alat : Kertas, Penggaris dan gunting.
b. Sumber : Tim Bina Matematika. 2007. Matematika Kelas IV Sekolah Dasar. Jakarta: Yudhistira.
9. Evaluasi:
a. Hasil:
Butir soal :
· Diketahui sebuah segitiga ABC dengan panjang sisi AB = 45 cm; BC = 45 cm dan AC = 30 cm. Hitunglah keliling segitiga tersebut !
· Diketahui sebuah segitiga sama sisi PQR memiliki panjang sisi PQ=14 cm. Hitunglah kelilling segitiga sama sisi tersebut !
· Diketahui segitiga siku-siku ABC memiliki panjang sisi AB= 7 cm dan panjang sisi AC=4 cm. Berapa luas segitiga ABC tersebut ?
· Diketahui sebuah segitiga sama sisi dengan panjang salah satu sisinya adalah 12 cm dan tinggi segitiga sama kaki tersebut adalah 9 cm. Hitunglah luas segitiga sama kaki tersebut !
b. Proses:
Contoh Format Penilain Proses

No Nama siswa Aspek yang dinilai Nilai akhir
Keaktifan Kerja sama Ketepatan Ketelitian
1 A 8 8 8 8 8
2 B 7 8 7 7 7,2
3 C 7 7 7 7 7
4 Dst… - - - - -
10. RKTL ( Rencana Kegiatan Tindak Lanjut)
Carilah barang-barang yang ada di sekitar rumah kalian yang berbentuk segitiga kemudian carilah keliling dan luas dari benda-benda yang kalian temukan.

Surabaya,….April 2009
Guru Kelas IV

Luisanto K. Djawa
NIP:061644008

MAKALAH AGAMA KRISTEN PROTESTAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Allah ingin dikenal, dihormati lewat seluruh kondisi dunia sebab Dia ingin menyatakan kehebatan-Nya supaya bangsa lain dapat mengenal Tuhan. Itu sebabnya dalam hal ini, Dia menyatakan kehebatan dan kekuatan Tangan-Nya dengan tujuan supaya bangsa lain dapat mengenal Dia. Demikian juga Dia menghendaki agar kita mengenal Pribadi-Nya lebih dekat dan lebih intensif melalui Firman Allah sehingga kita dapat semakin mengasihi dan merindukan Dia. Jika kita mengenal Allah harus dibuktikan dalam setiap perbuatan kita, jangan dikatakan ‘mengenal Allah’ tetapi tidak menghormati-Nya, akibatnya menyalibkan Tuhan untuk kedua kalinya (Roma 1:21 dan. 1 Kor. 2:8). Setiap orang yang mengenal Pribadi Allah dengan benar, pasti akan menghargai dan meninggikan Korban Kristus lewat praktek hidupnya serta tidak memuja/menyembah kepada illah lain
Kita ambil contoh dari Abraham yang adalah "sahabat Allah" oleh penundukan diri serta ketaatannya kepada Allah, anda juga dapat mengenal Allah serta mengalami pengasihan, damai sejahtera, dan berkatNya. Mengenal Allah dengan sungguh-sungguh menundukkan diri kepadaNya adalah pengalaman yang paling penting dalam hidup kita. Betapa indahnya bahwa Allah menyatakan diriNya kepada orang-orang yang mencariNya dengan segenap hati.
Bilamana kita berpaling dari pada jalan yang sesat dan sungguh-sungguh menundukkan diri kepadaNya, RohNya akan tinggal di dalam anda. Tidak ada sesuatupun yang dapat memisahkan anda dari kasihNya selagi kita mempencayai janji janjiNya dan mengikutiNya dengan ketaatan. Anda akan menemukan bahwa la menebus anda dengan harga mahal, dan Allah akan menginginkan persekutuan dengan kita.
Oleh karena itu, mintalah kebijaksanaan kepada Allah selagi Allah berkenan kepada kita. Allah telah mengilhami orang-orang saleh yang ingin mencari-Nya. Sekalipun Iblis berusaha untuk memadamkannya, secara ajaib Allah akan melindungi kita dari berbagai cobaan dan rintangan serta pencobaan.
B. Rumusan Masalah
1. Siapakah diri saya dan pengalaman-pengalaman posotif maupun negatif ?
2. Bagaimanakah saya mengenal Allah yang lebih dahulu mengenal saya ?
3. Pergumulan-pergumulan apakah yang membuat saya sulit bertumbuh di dalam Tuhan ?
4. Bagiamana firman Tuhan mampu menolong saya untuk mengatasi segala beban dan pergumulan yang saya hadapi ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui siapa saya dan pengalaman-pengalaman positif maupun negatif yang saya miliki.
2. Untuk mengetahui kebesaran Allah yang telah lebih dahulu mengenal saya.
3. Mengetahui pergumulan-pergumulan yang membuat saya sulit dalam bertumbuh di dalam Tuhan.
4. Mengetahui firman-firman Tuhan yang mampu maupun mendorang saya mengatasi segala beban dan pergumulan.
BAB II
PEBAHASAN
A. Siapa saya dan pengalaman-pengalaman positif maupun negatif yang saya miliki.
Konsep diri adalah satu cara seseorang memandang atau menggambarkan dirinya. Kita bisa memiliki gambaran yang baik dan menyenangkan tentang diri kita, sebaliknya kita juga bisa mempunyai gambaran yang buruk tentang diri kita sendiri. Konsep diri atau cara kita melihat diri ini merupakan bagian yang sangat penting di dalam kepribadian dan hidup kita. Karena selain menyangkut aspek pengetahuan juga menyangkut aspek perasaan. Jadi konsep diri menentukan bagaimana kita bereaksi atau menanggapi dunia di luar kita dan menentukan juga sejauh mana kita bisa puas dengan hidup kita. Setiap orang mempunyai konsep diri hanya ada yang positif dan ada yang negatif ada juga yang tidak terlalu positif dan tidak terlalu negatif.
Pada awalnya ini berasal dari pengasuh atau orangtua kita saat kita masih sangat muda, lalu kita belum punya pandangan apa-apa tentang diri kita. Dari cara orangtua bereaksi, cara orangtua menilai kita, kita membentuk konsep diri kita. Dan di kemudian hari dari lingkungan yang lain di luar keluarga juga turut membentuk pandangan-padangan tentang diri kita, jadi dari sana awalnya kita mengetahui tentang diri kita. Perasaan merupakan aspek yang sangat penting karena apa yang kita tahu tentang diri kita itu sekaligus melibatkan perasaan-perasaan kita. Sebagai contoh kalau saya tahu tubuh saya kurus tetapi saya mempunyai perasaan tertentu misalnya saya cukup puas dengan tubuh saya yang seperti itu. Atau sebaliknya saya orangnya tertutup dan saya merasa jengkel kenapa saya selalu merasa tidak nyaman bersama orang lain.
Jadi ketika pengetahuan akan diri kita bergabung dengan perasaan kita, integritas kerpibadian kita terbentuk dan dengan itu kita menentukan sikap terhadap orang lain dan dunia di sekitar kita. Biasanya kalau tidak puas memang tidak selalu kita mudah melakukan sesuatu untuk memperbaikinya, tetapi sebagai arah kita perlu belajar lebih banyak untuk bisa menerima diri dan merasa puas terhadap diri sendiri. Dan kita pun perlu menerima kelebihan atau pun kekurangan diri kita. Agar hal ini dapat dilakukan kita perlu sering mengucap syukur kepada Tuhan atas keberadaan diri kita dan kita percaya bahwa setiap kita diciptakan khusus sesuai dengan rencana dan kehendak Allah yang mulia.
Hal-hal positif yang Allah inginkan saya melakukannya dan yang dituntut TUHAN dari pada saya antara lain terdapat pada ayat-ayat dibawah ini:
Selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?. Mikha 6:8b. Lukas 10:27b. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Markus 10:19.Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkansaksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu! Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu. —Roma 12:2a. Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.Yosua 1:8. Markus 11:22b. Percayalah kepada Allah!
Hal-hal negatif yang Allah tidak inginkan dari saya dan Allah sangat membenci hal-hal ini adalah, antara lain terdapat pada ayat-ayat dibawah ini:
Amsal 6:16-19. Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hatiNya: mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan, seorang saksi dusta yang menyemburnyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara. Yesaya 61:8a. Sebab Aku, TUHAN, mencintai hukum, dan membenci perampasan dan kecurangan. Wahyu 21:8. Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka.
B. Cara saya mengenal Allah yang lebih dahulu mengenal saya.
Semua orang pasti rindu bertumbuh. Ada banyak orang yang ingin sekali bisa bertumbuh tapi mereka tidak tahu bagaimana caranya sehingga mereka sendiri tidak bisa bertumbuh. Supaya dapat bertumbuh, kita perlu mengikuti tiga langkah dan urutannya mesti sesuai, tidak boleh di bolak-balik. Untuk bisa bertumbuh, kita perlu mengenal Allah. Karena kalau kita tidak mengenal Dia, kita tidak bisa dekat sama Tuhan. Kita tidak bisa tahu siapa Allah kita sebelum kita mengenal Dia.
Karena itu sangat penting bagi kita untuk mengenal Dia. Setelah mengenal, baru kita bisa mengasihi Allah. Orang Indonesia punya pepatah ‘tak kenal maka tak sayang'. Jadi kalau kita tidak mengenal Allah, kita tidak bisa mengasihi Allah. Makin kita mengenal Allah, makin kita mengasihi Allah. Jadi langkah pertama itu penting sekali, mengenal dulu baru kita mengasihi. Semakin mengenal semakin mengasihi. Kalau kita sudah mengasihi, baru kita ikut langkah yang ketiga namanya melayani. Kalau pelayanan itu adalah hasil dari kasih kita kepada Tuhan, pelayanan kita pasti dahsyat. Pelayanan kita akan menghasilkan buah, menghasilkan dampak. Gawatnya banyak orang percaya yang membalik langkah-langkah ini. Mereka tidak mengenal Allah dulu. Tidak mengasihi Allah dulu. Begitu mereka masuk gereja, disuruh melayani dulu. Mereka melayani tapi pelayanannya bukan hasil dari kasih. Akibatnya ketika menghadapi persoalan dan tantangan mereka pun mundur. Tadinya aktif melayani tapi sekarang tidak melayani lagi.
1. Mengenal Allah
Mengenal Allah itu penting sekali. Kalau kita tidak mengenal Allah, kita tidak bisa betul-betul percaya kepada Tuhan. Bagaimana kita bisa percaya kepada seseorang yang tidak kita kenal?
Yohanes 17:3 : Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.
Ternyata hidup kekal itu adalah sama dengan mengenal Allah. Dulu saya berpikir hidup kekal itu adalah kalau kita ke gereja, kita dapat tiket masuk sorga. Saya pikir saya pasti masuk surga karena saya sudah ke gereja. Ternyata tidak! Ada orang yang rajin ke gereja tapi dia tidak pernah mengenal Allah. Karena sebenarnya hidup kekal itu ada melalui pengenalan kita akan Allah. Kalau pengenalannya salah, kita tidak akan masuk surga. Kalau pengenalannya benar baru kita masuk surga. Jadi mengenal Allah itu penting sekali. Ayat ini mengatakan, ‘Inilah hidup yang kekal itu, yaitu mereka mengenal Engkau satu-satunya Allah yang benar dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus'. Jadi mengenal Allah itu berarti kita harus mengenal Yesus Kristus. Tapi jangan lupa, yang akan membawa kita kepada pengenalan akan Allah yang ‘satu-satunya' itu adalah melalui Yesus Kristus. Melalui Yesus Kristus kita di bawa kepada Bapa.
Mengenal Allah harus dimulai setelah kita diselamatkan oleh Tuhan Yesus dan kita harus mengenal Allah sebagai Bapa kita. Karena yang mengutus Yesus Kristus itu Bapa. Kita harus mengenal Bapa karena Yesus datang membawa kita kepada Bapa. Yesus bilang begini, ‘Akulah jalan, kehidupan dan kebenaran. Tanpa melalui Aku kamu tidak akan sampai kepada Bapa'.
Banyak dari kita yang belum mengenal Bapa. Saat ini Tuhan mau membawa kita untuk mengenal Allah sebagai Bapa. Karena kalau kita mengenal Allah sebagai Bapa, wuih dahsyat sekali!! Hidup kita berubah!! Kita bisa kuat atau tidak dalam menghadapi permasalahan hidup ini, itu tergantung dari bagaimana pengenalan kita akan Allah.
Sewaktu kita menghadapi persoalan, kalau kita tidak mengenal Tuhan, kita tidak bisa mempercayai Tuhan. Sehingga kita temukan banyak orang kalau ada persoalan, cari dukun, lari dari masalah, pergi meninggalkan masalah. Mereka tidak percaya sama Tuhan karena mereka tidak kenal Tuhan. Kalau kita mengenal Tuhan, kita tidak akan pernah cari dukun. Karena itu mengenal Allah itu sangat penting.
Kalau kita mengenal Tuhan, kita bisa mempercayakan diri kepadaNya. Percaya dengan mempercayakan diri adalah dua hal yang berbeda. Ada orang yang sampai pada tahap percaya saja. Itu bagus! Tapi tidak cukup sampai di situ. Kita juga harus mempercayakan diri. Contohnya seperti ini. Ada orang yang percaya sama Tuhan. Tapi ketika ada masalah, ia mempercayakan dirinya kepada dukun, kepada akal pikirannya sendiri. Nah, percaya dengan mempercayakan diri itu beda. Kalau kita percayanya benar, mempercayakan dirinya juga pasti benar. Bukti kepercayaan kita kepada Tuhan adalah kalau kita berani untuk mempercayakan diri kepadaNya. Kalau kita mengenal Bapa, memiliki pengalaman dengan Bapa, kita pasti akan berani untuk  mempercayakan diri kita kepadaNya. Itulah sebabnya Tuhan mau kita mengenal Allah dan mengenalNya sebagai Bapa.
Kalau kita kenal Dia sebagai Bapa, itu merupakan hal yang sangat indah. Karena seorang ‘bapa' tahu semua kebutuhan kita. Seorang ‘bapa' itu mengerti apa yang menjadi kebutuhan anaknya. Tidak ada ‘bapa' yang anaknya memiliki kebutuhan tapi dia tidak tahu. Bapa kita di surga lebih hebat dari bapa kita yang ada di dunia ini. Alkitab bilang begini, ‘rambutmu sekalipun dihitungnya'. Waktu kita kecil, pernah tidak bapa kita menghitung rambut kita? Saya belum pernah melihat ada bapa yang berhasil menghitung rambut anaknya. Tapi Bapa kita yang di surga, sesibuk apapun Dia, Bapa masih sempat hitungin rambut! Itu hebatnya! Bahkan Dia bilang begini, ‘tidak ada sehelai rambutpun yang jatuh tanpa seijin Bapa'. Berarti satu helai rambut saja diurusin sama Bapa. Itu kebenaran yang luar biasa! Artinya Bapa betul-betul memperhatikan kita sampai hal-hal yang paling detail sekalipun. Bapa kita yang di surga memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan kita.
Kita mungkin mempercayai Allah sebagai Bapa. Tapi apakah kita pernah mengalaminya sebagai Bapa kita? Karena ada orang Kristen ‘katanya'. Mereka dalah orang-orang Kristen yang tidak pernah melihat atau mengalami Allah sebagai Bapa. Karena itu ada orang yang percaya kepada Tuhan tapi mereka tidak bisa mempercayakan diri. Karena mereka cuma percaya di pikiran saja. Untuk percaya di dalam hati, kita harus mengalami Tuhan dan memiliki pengalaman dengan Tuhan. Kalau kita sudah memiliki itu, barulah kita bisa masuk pada langkah yang kedua yaitu mengasihi Allah dan akhirnya melayani Dia.
Setelah keluar dari Mesir (oleh penyembelihan domba Paskah), Tuhan memerintahkan Musa membawa bangsa Isrsael berbalik kembali dan berkemah di depan Pi-Hariot, antara Migdol dan laut; sepertinya tersesat. Sebenarnya ada rencana Allah di dalamnya untuk menyatakan kuasa-Nya agar bangsa Mesir dapat mengenal Allahnya bangsa Israel. Jadi, dalam setiap masalah, sebenarnya ada maksud Tuhan untuk kita semakin meningkat mengenal pribadi-Nya, mengalami kuasa-Nya dan mengerti akan kehendak-Nya. Bukankah Allah turut campur tangan dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Tuhan (Roma 8:28).
C. Pergumulan-pergumulan yang membuat saya sulit bertumbuh di dalam Tuhan

Saat ini kita hanya memperhatikan satu bagian saja, yaitu proses pertumbuhan rohani kita seperti bayi yang memerlukan ASI (Air Susu Ibu). Dunia medis sangat menyarankan agar bayi sedapat-dapatnya mendapat ASI dari ibunya, karena ASI dapat memberi perlindungan terhadap penyakit, dan secara psikologis membawa bayi tersebut lebih dekat ibunya dan masih banyak manfaat lainya. Di atas tadi kita sudah membaca: “Jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan.” (1 Petrus 2:2).
Tubuh rohani kita pasti bertumbuh sehat apabila kita hanya mengkonsumsi ‘ASI rohani’ yaitu firman Allah yang murni yang datang dari sorga! Namun tidak jarang pertumbuhan bayi-bayi terlihat tidak sehat bahkan cenderung merosot dan
mengancam hidupnya! Setelah diteliti oleh dokter ahli, ternyata ada ‘virus-virus’ tertentu yang sudah merusak jaringan-jaringan dalam tubuh bayi tersebut.
Apa ada ‘virus-virus’ rohani yang menghambat bahkan merusak pertumbuhan hidup rohani kita? Ada! Mengapa? Karena ketidak-waspadaan kita, setelah kita lahir baru, ‘virus-virus’ busuk itu masih bercokol dalam hidup kita yang membuat pertumbuhan tubuh rohani kita terhambat, tidak sehat bahkan cenderung mengalami ke‘mati’an rohani!
Firman Allah menasihatkan kita, hal-hal yang dapat menghambat pertumbuhan rohani kita, harus segera dibuang agar kita dapat tumbuh dan tetap sehat. Inilah virus-virus yang harus dibuang dari dalam tubuh rohani kita:
“Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah. ” (1 Petrus 1:1)

D. Firman Tuhan yang mendorong saya untuk mengatasi segala beban dan pergumulan yang saya hadapi
Hanya Ada Satu Allah Yang Benar
Ulangan 6:4b, 5 TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Yesaya 45:18 Sebab beginilah firman TUHAN, yang menciptakan langit,-Dialah Allah-yang membentuk bumi dan menjadikannya dan yang menegakkannya,-dan Ia menciptakannya bukan supaya kosong, tetapi Ia membentuknya untuk didiami-: Akulah: TUHAN dan tidak ada yang lain. Yesaya 43:10, 11 Kamu inilah saksi-saksiKu, demikianlah firman TUHAN,...supaya kamu tahu dan percaya kepadaKu dan mengerti, bahwa Aku tetap Dia. Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi. Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari padaKu. I Raja-Raja 8:60 Supaya segala bangsa di bumi tahu, bahwa TUHANlah Allah, dan tidak ada yang lain. Berpalinglah kepadaKu dan biarkanlah dirimu diselamatkan, hai ujung-ujung bumi! Sebab Akulah Allah dan tidak ada yang lain. —Yesaya 45:22
Allah Itu Pengasih Dan Penuh Rahmat
Mazmur 103:8, 11 TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setiaNya atas orang-orang yang takut akan Dia. Mazmur 103:17a, 18 Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selamalamanya atas orang-orang yang takutakan Dia, dan... bagi orangorang yang berpegang pada perjanjianNya dan yang ingat untuk melakukan titahNya. Mikha 7:18 Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran. . . melainkan berkenan kepada kasih setia? Ratapan 3:22, 32 Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmatNya. Karena walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setiaNya. Mazmur 18:26a Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia. I Tawarikh 16:34
Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya.
Orang Yang Mengenal Allah Harus Hidup Kudus
Yakobus 2:19, 20. Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar. Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? I Yohanes 3:10. Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya. Jalan orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi siapa mengejar kebenaran, dikasihiNya. —Amsal 15:9.Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan. —Ibrani 12:14 I Petrus 1:15. Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu. Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup; dengan demikian TUHAN, Allah semesta alam, akan menyertai kamu, seperti yang kamu katakan. —Amos 5:14.
Allah Mengasihi Saya
Yeremia 31:3 Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setiaKu kepadamu. Yeremia 29:11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Maleakhi 1:2a Aku mengasihi kamu, firman TUHAN. Mazmur 103:13
Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. —I Yohanes 4:16a, 19 Zefanya 3:17. TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasihNya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai.
Hal Terbesar Dalam Hidup ini Adalah Mengenal Allah
Tetapi umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak. —Daniel 11:32b. Yeremia 9:24 Tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN. Mazmur 119:2 Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatanNya, yang mencari Dia dengan segenap hati.Ulangan 30:19b, 20a Kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suaraNya dan berpaut padaNya, sebab hal itu berarti hidupmu. Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. —Mazmur 42:2 Lalu Ia berfirman: Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepa damu. —Keluaran 33:14.
Hidup Tanpa Mengenal Allah Adalah Binasa
II Tawarikh 15:2b  TUHAN beserta dengan kamu bilamana kamu beserta dengan Dia. Bilamana kamu mencariNya, Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi bilamana kamu meninggalkanNya, kamu akan ditinggalkanNya. II Petrus 2:9. Maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman. Amsal 16:25. Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut. Yeremia 17:9. Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? I Samuel 12:15a Tetapi jika kamu tidak mendengarkan firman TUHAN dan kamu menentang titah TUHAN, maka tangan TUHAN akan melawan kamu dan melawan rajamu. Yohanes 15:6 Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
Untuk Mengenal Allah Kita Harus MencariNya
Apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati. —Yeremia 29:13. Jikalau engkau mencarinya seperti...harta terpendam, maka engkau akan...mendapat pengenalan akan Allah. —Amsal 2:4, 5. Matius 7:7. Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Ibrani 11:6. Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun mencari aku akan mendapatkan daku. —Amsal 8:17. Ratapan 3:25 TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepadaNya, bagi jiwa yang mencari Dia. Kisah Para Rasul 17:26a, 27  Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa...supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing.
Allah Menghendaki Orang Datang KepadaNya
Sebab TUHAN, Allahmu, pengasih dan penyayang: Ia tidak akan memalingkan wajahNya dari pada kamu, bilamana kamu kembali kepadaNya! —II Tawarikh 30:9b
Mazmur 86:5 Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepadaMu. Yakobus 4:8a. Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Mazmur 145:18 TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepadaNya, pada setiap orang yang berseru kepadaNya dalam kesetiaan. Yesaya 1:18a. Marilah, baiklah kita beperkara! — firman TUHAN — Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju. Matius 11:28, 29. Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah padaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Yohanes 6:37b. Barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan Kubuang.
Allah Itu Kudus
Keluaran 15:11a. Siapakah yang seperti Engkau, di antara para allah, ya TUHAN; mulia karena kekudusanMu...? I Samuel 2:2a. Tidak ada yang kudus seperti TUHAN, sebab tidak ada yang lain kecuali Engkau.Ayub 34:10b.Jauhlah dari pada Allah untuk melakukan kefasikan, dan dari pada Yang Mahakuasa untuk berbuat curang. Yesaya 6:3b. Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaanNya! Yesaya 57:15a. Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus namaNya: Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus. Mazmur 145:17. TUHAN itu adil dalam segala jalanNya dan penuh kasih setia da-lam segala perbuatanNya. Markus 10:18b. Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja. Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan namaMu? Sebab Engkau saja yang kudus. —Wahyu 15:4a.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kita adalah manusia biasa yang tidak luput dari perbuatan dosa, baik itu dosa perbuatan maupun dosa pikiran yang sering kita lakukan. Sehingga, kita kadang-kadang menjadi jauh dan sangat jauh dari apa yang seharusnya tidak kita lakukan dimana kita sulit bertumbuh dalam pengenalan akan Allah. Oleh karena itu, mengenal akan kebesaran Allah yang telah mengasihi kita dan kita mau belajar akan firman Tuhan, maka apapun yang kita hadapi akan merasa ringan, teratasi dan lain sebagainya oleh karena adanya campur tangan dari ALLAH sebagai Bapa yang tidak pernah lupa akan anak-anak-Nya yang mau mengenal dan belajar untuk mrngasihi-Nya.
B. Saran
Hendaklah dalam setiap kehidupan yang kita jalani di dunia ini, kita harus menyerahkan sepenuhnya kepada ALLAH. Sebab ALLAH tidak pernah meninggalkan kita dan selalu mengasihi kita seperti pada firman yang berbunyi “ karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Dia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16).
Oleh karena itu, apapun yang kita jalani di dalam kehidupan ini, taruhkanlah semua itu dalam Kasih Allah dan percaya bahwa hanya melalui Allah kita beroleh keselamatan lewat pengorbanan Yesus Kristus di Kayu Salib. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Alkitap Indonesia. 2006. ALKITAB. Jakarta
http://www.wmpress.org/hkg_text/indonesian.htm
Pdt. Paulus Budiono. Apakah Pertumbuhan Rohani Anda Sehat. Minggu, 21 Januari 2007
FTJ BLOG - Kliping informasi untuk semua http://catatan.blogspot.com Wednesday, May 16, 2007
http://www.suarakarya-online.com/news.html?category_name=Opini
http://jeffreysiauw.blogspot.com/
www.pancarananugerah.org

RPP IPS KELAS V

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDN Lidah Wetan II
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosia
Kelas/Semester : V/I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)

1. Standar Kompetensi:
Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia.
2. Kompetensi Dasar:
Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional dari masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia
3. Indikator:
a. Mengidentifikasi peninggalan sejarah Hindu-Budha dan Islam di Indonesia.
b. Menjelaskan pentingnya peniggalan sejarah Hindu-Budha dan Islam yang ada di Indonesia.
4. Tujuan Pembelajaran:
a. Melalui diskusi, siswa dapat mengindetifikasi peniggalan-peniggalan sejarah Hindu-Budha dan Islam di Indonesia dengan baik.
b. Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan pentingnya peninggalan sejarah Hindu-Budha dan Indonesia dengan baik.
5. Materi Pembelajaran: “ Peninggalan Sejarah Hindu-Budha dan Islam”
6. Model dan Metode Pembelajaran:
a. Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw
b. Metode Pembelajaran:
· Ceramah
· Tanya jawab
· Diskusi
· Penugasan

7. Langkah-Langkah Pembelajaran:
a. Kegiatan Awal
· Guru mempersiapkan siswa untuk belajar.
· Guru memberi motivasi kepada siswa dengan bertanya “ Siapa yang pernah melihat atau mendengar Candi Borobudur ?”
· Tanya jawab tentang pertanyaan yang diberikan guru.
b. Kegiatan Inti
· Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
· Guru menjelaskan atau menyajikan informasi yang akan di bahas.
· Guru membentuk siswa ke dalam beberapa kelompok secara heterogen (6 kelompok)
· Guru membagikan materi kepada masing-masing kelompok dan setiap anggota kelompok mebaca bagian yang telah ditugasakan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya (materi setip kelompok sama).
· Guru membagi siswa ke dalam kelompok ahli yaitu:
o Ahli 1 adalah anggota dari masing-masing kelompok yang ditugaskan membaca dan mempelajari tentang kerajaan Hindu di Indonesia
o Ahli 2 adalah anggota dari masing-masing kelompok yang ditugaskan membaca dan mempelajari tentang peninggalan sejarah Hindu di Indonesia.
o Ahli 3 adalah anggota dari masing-masing kelompok yang ditugaskan membaca dan mempelajari tentang kerajaan majapahit dan peranan gajah mada dalam mempersatukan Nusantara.
o Ahli 4 adalah anggota dari masing-masing kelompok yang ditugaskan membaca dan mempelajari tentang kerajaan dan peniggalan Agama Budha di Indonesia
o Ahli 5 adalah anggota dari masing-masing kelompok yang ditugaskan membaca dan mempelajari tentang peninggalan sejarah bercorak Islam di Indonesia.
o Ahli 6 adalah anggota dari masing-masing kelompok yang ditugaskan membaca dan mempelajari tentang kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.
· Guru berkeliling untuk membimbing dan menilai siswa dalam bekerja kelompok dalam tim ahlinya masing-masing dan bertanya mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapai dalam bekerja.
· Setelah selesai diskusi kelompok ahli, siswa kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan kepada masing teman-teman kelompok asal mereka mengenai materi yang telah dibahas dalam kelompok asli secara bergiliran dengan keahlian yang didapat.
c. Kegiatan Akhir
· Guru melakukan test hasil berupa kuis kepada siswa (secara individu).
· Guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa.
· Memberi PR (KTL : Rencana Tindak Lanjut)

8. Alat dan Sumber
a. Alat : Materi yang dibagikan kepada siswa (teks bacaan)
b. Sumber : Susilaningsih, Endang dan Limbong, Linda S, 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas 5. Jakarta:DEPDIKNAS
9. Evaluasi:
a. Hasil:
Butir soal : (kuis)
1. Kerajaan Hindu yang tertua di Indonesia adalah ?
2. sebutkan candi peninggalan Agama Hindu !
3. Tiga Dewa dalam ajaran Hindu disebut ?
4. Sebtukan Kitab peninggalan Hindu yang terkenal !
5. Siapakah pendiri kerajaan majapahit ?
6. Sebutkan kerajaan-kerajaan yang bercorak Budha !
7. Diamankah Arca Sang Budha Gautama pertama kali di temukan ?
8. Pada masa pemerintahan siapakah Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan ?
9. Siapakah pendiri Kerajaan Demak ?
10. Candi Borobudur dibangun pada abab ke berapa ?
11. sebutkan peninggalan-peniggalan sejarah yang bercorak Islam ?
12. Sultan Ibrahim adalah pendiri kerajaan apa ?
13. Pembangunan Masjid Agung Demak dipimpin oleh Sunan ?
14. Masjid Katangga merupakan peniggalan Islam dari kerajaan ?
15. Siapakah Patih yang terkenal dengan Sumpah Palapa ?

b. Proses:
Contoh format penilain proses

No Nama siswa Aspek yang dinilai Nilai akhir
Keaktifan Kerja sama Ketepatan Ketelitian
1 A 8 8 8 8 8
2 B 7 8 7 7 7,2
3 C 7 7 7 7 7
4 Dst… - - - - -

10. KTL (Kegiatan Tindak Lanjut)
Buatlah Peta Konsep mengenai peninggalan sejarah Hindu-Budha dan Islam di Indonesia !
Surabaya,….April 2009
Guru Kelas V

Luisanto K. Djawa
NIP:061644008

MPMBS

JUDUL ARTIKEL :Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS)
BIDANG ILMU: Pendidikan
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukan peningkatan yang berarti. Sebagian sekolah, terutama di kota-kota, menunjukan peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun sebagian lainnya masih memprihatinkan. 
Berdasarkan masalah ini, maka berbagai pihak mempertanyakan apa yang salah dalam penyelenggaraan pendidikan kita?. Dari berbagai pengamatan dan analisis, sedikitnya ada tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak menagalami peningkatan secara marata.
Faktor pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan education function atau input-output analisys yang tidak dilaksanakan secara konsekuen. Pendekatan ini melihat bahwa lembaga pendidikan berfungsi sebagai pusat produksi yang apabila dipenuhi semua input (masukan) yang diperlukan dalam kegiatan produksi tersebut, maka lembaga ini akan menghasilkan output yang dikehendaki. Pendekatan ini menganggap bahwa apabila input seperti pelatihan guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, dan perbaikan sarana serta prasarana pendidikan lainnya, dipenuhi, maka mutu pendidikan (output) secara otomatis akan terjadi. Dalam kenyataan, mutu pendidikan yang diharapkan tidak terjadi. Mengapa? Karena selama ini dalam menerapkan pendekatan educational production function terlalu memusatkan pada input pendidikan dan kurang memperhatikan pada proses pendidikan. Padahal, proses pendidikan sangat menentukan output pendidikan. 
Faktor kedua, penyelenggaran pendidikan nasional dilakukan secara birokratik-sentralistik sehingga menempatkan sekolah sebagai penyelenggaraan pendidikan sangat tergantung pada keputusan  birokrasi yang mempunyai jalur yang sangat panjang dan kadang-kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi sekolah setempat. Sekolah lebih merupakan subordinasi birokrasi diatasnya sehingga mereka kehilangan kemandirian, keluwesan, motivasi, kreativitas/inisiatif untuk mengembangkan dan memajukan lembaganya termasuk peningkatan mutu pendidikan sebagai salah satu tujuan pendidikan nasional. 
Faktor ketiga, peran serta warga sekolah khususnya guru dan pranserta masyarakat khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim. Partisipasi guru dalam pengambilan keputusan sering diabaikan, pada hal terjadi atau tidaknya perubahan di sekolah sangat tergantung pada guru. Dikenalkan pembaruan apapun jika guru tidak berubah, maka tidak akan terjadi perubahan di sekolah tersebut. Partisipasi masyarakat selama ini pada umumnya sebatas pada dukungan dana, sedang dukungan-dukungan lain seperti pemikiran, moral dan  barag/jasa kurang diperhatikan. Akuntabilitas sekolah terhadap masyarakat juga lemah. Sekolah tidak mempunyai beban untuk mempertanggung jawabkan hasil pelaksnanaan pendidikan kepada masyarakat, khususnya orang tua siswa, sebagai salah satu  unsur utama yang berkepentingan dengan pendidikan (stakeholdir). 
Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut diatas, tentu saja perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan, salah satunya adalah melakukan orientasi penyelenggaraan pendidikan, yaitu dari manajemen peningkatan mutu berbasis pusat menuju manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah.
Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Pengertian, karakteristik, tujuan dan alasan-alasan MPMBS ?
b. Apa saja fungsi-fungsi yang didesentralisasikan ke Sekolah ?
c. Bagaimana konsep dasar MPMBS ?
d. Bagaiamana pelaksanaan MPMBS ?
Tujuan Penelitian
e. Untuk mengetahui pengertian, karakteristik, tujuan dan alasan-alasan MPMBS
f. Untuk mengetahui fungsi-fungsi yang didesentralisasikan ke sekolah
g. Untuk mengetahui konsep dasar dari MPMBS
h. Untuk mengetahui pelaksanaan MPMBS

KAJIAN TEORI

1. Pengertian 
Secara umum, manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS) dapat diartikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat (orang tua siswa, tokoh masyarakat, ilmuwan, pengusaha, dsb.) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku (Catatan : MPMBS tidak dubenarkan menyimpang dari peraturan perundang-undangan yang berlaku). 
Dengan otonomi yang lebih besar, maka sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam mengelola sekolahnya, sehingga sekolah lebih mandiri. Dengan kemandiriannya, sekolah lebih berdaya dalam mengembangkan program-program yang tentu saja, lebih berdaya dalam mengembangkan dalam mengembangkan program-program yang, tentu saja, lebih sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimilikinya. Dengan fleksibilitas/keluwesan-keluwesannya, sekolah akan lebih lincah dalam mengelola dan memanfaatkan sumberdaya sekolah secara optimal. Demikian juga dengan partisipasi/ pelibatan warga sekolah dan masyarakat secara langsung dalam penyelenggaraan sekolah, maka rasa memiliki mereka terhadap selolah dapat ditingkatkan.
Peningkatan rasa memiliki ini akan menyebabkan peningkatan rasa tanggung jawab, dan peningkatan rasa tanggung jawab akan meningkatkan dedikasi warga sekolah dan masyarakat terhadap sekolah. Inilah esensi partisipasi warga sekolah dan masyarakat dalam pendidikan. Baik peningkatan otonomi sekolah, fleksibelitas pengelolaan sumberdaya sekolah maupun partisipasi warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaran sekolah tersebut kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan kebijakan pendidikan nasional dan peraturan peundang-undangan yang berlaku. 
2. Karakteristik
MPMBS memiliki karakteristik yang perlu dipahami oleh sekolah yang akan menerapkannya. Dengan kata lain, jika sekolah ingin sukses dalam menerapkan MPMBS, maka sejumlah karakteristik MPMBS berikut perlu dimiliki. Berbicara karakteristik MPMBS tidak dapat dipisahkan dengan karakteristik sekolah efektif. Jika MPMBS merupakan wadah/kerangka, maka sekolah efektif merupakan isinya. Oleh karena itu, karakteristik MPMBS berikut memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif, yang dikategorikan menjadi input, proses dan output, antara lain:
Output yang diharapkan
Output pendidikan adalah merupakan kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses/perilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efesiendinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya dan moral kerjanya. Khusus yang berkaitan  dengan mutu output sekolah, dapat dijelaskan  bahwa output sekolah dikatakan berkualitas/bermutu tinggi jika prestasi sekolah, khusunya prestasi  belajar siswa, menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam :  (1) prestasi akademik, berupa nilai ulangan umum EBTA, EBTANAS, karya ilmiah, lomba akademik, dan (2) prestasi non-akademik, seperti misalnya IMTAQ, kejujuran, kesopanan, olah raga, kesnian, keterampilan kejujuran, dan kegiatan-kegiatan ektsrakurikuler lainnya. Mutu sekolah dipengaruhi oleh banyak tahapan kegiatan yang saling berhubungan (proses) seperti misalnya perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. 
Proses
Proses Pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input sedangkan sesuatu dari hasil proses disebut output. Dalam pendidikan bersekala mikro (ditingkat sekolah), proses yang dimaksud adalah proses pengambilan keputusan, proses yang dimaksud adalah proses pengembilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program, proses belajar mengajar, dan proses monitoring dan evaluasi, dengan catatan bahwa proses belajar memiliki tingkat kepentingan tertinggi dibanding dengan proses- proses lainnya. 
Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses sebagai  berikut :
Proses Belajar Mengajar yang Efektivitasnya Tinggi
Kepemimpinan Sekolah yang Kuat
Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib
Pegelolaan Tenaga Kependidikan yang efektif
Sekolah memiliki Budaya Mutu
Sekolah memiliki Teamwork yang kompak, Cerdas, dan Dinamis
Sekolah memiliki Kewenangan (kemandirian)
Partisipasi yang Tinggi dari Warga dan Masyarakat
Sekolah memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen
Sekolah memiliki Kemauan untuk Berubah (psikologis dan  pisik)
Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan.
Sekolah Responsi dan antisipatif terhadap Kebutuhan
Memiliki Komunikasi yang baik
Sekolah memiliki Akuntabilitas
Sekolah memiliki Kemampuan Manajemen Sustainabilitas
Input Pendidikan
Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Sesuatu yang dimaksud berupa sumberdaya dan perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai pemandu bagi berlangsunnya proses. Input sumber daya meliputi sumberdaya manusia (kepala sekolah, guru termasuk guru BP, karyawan, siswa) dan sumberdaya selebihnya (peralatan, perlengkapan, uang, bahan, dsb.). Input perangkat lunak meliputi struktur organisasi sekolah, peraturan perundang-undangan, deskripsi tugas, rencana, program, dsb. Input harapan-harapan berupa visi, misi, tujuan, dan sasaran- sasaran yang ingin dicapai oleh sekolah. Kesiapan input sangat diperlukan agar proses dapat berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, tinggi rendahnya mutu input dapat diukur dari tingkat kesiapan input. Makin tinggi tingkat kesiapan input, makin tinggi pula mutu input tersebut
Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik input pendidikan, sebagai  berikut :
Memiliki Kebijakan, Tujuan  dan Sasaran Mutu yang jelas
Sumberdaya Tersedia dan Siap
Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi
Memiliki Harapan Prestasi yang tinggi
Fokus  pada Pelanggan (khususnya Siswa)
Input manajemen
3. Tujuan
a. MPMBS bertujuan untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada sekolah, pemberian fleksibilitas yang lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sumberdaya sekolah, dan mendorong partisipasi warga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan.
b. Meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kemandirian, fleksibelitas, partisipasi, keterbukaan, kerjasama, akuntabilitas, sustainbilitas, dan inisiatif sekolah dalam mengelola, memanfaatkan, dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
c. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama.
d. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya,
e. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai. 
4. Alasan Diterapkannya MPMBS
MPMBS diterapkan karena beberapa alasan berikut  :
Dengan pemberian otonomi yang lebih besar kepada sekolah, maka sekolah akan lebih inisiatif/kreatif dalam meningkatkan mutu sekolah.
Dengan pemberian fleksibelitas/keluesan-keluesan yang lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sumberdayanya, maka sekolah akan lebih luwes dan lincah dalam mengadakan dan memanfaatkan sumberdaya sekolah secara optimal untuk  meningkatkan mutu sekolah.
Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya sehingga dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang tersedia  untuk memajukan sekolahnya.
Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya. Khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan sekolah  karena pihak sekolahlah yang paling tahu apa yang terbaik bagi sekolahnya.
Penggunaan sumberdaya pendidikan lebih efisien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat setempat.
Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan sekolah menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat.
Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing-masing kepada pemerintah, orang tua peserta didik, dan masyarakat pada umumnya, sehingga dia akan berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran mutu pendidikan yang telah direncanakan.
Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain untuk  meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan dukungan orang tua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah daerah setempat, dan
Sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan yang berubah dengan cepat.
5. Fungsi-fungsi yang Didesentralisasikan ke Sekolah
Undang-undang Nomor 22 tentang Pemerintah Daerah (Otonomi Daerah) tahun 1999 beserta sejumlah Peraturan Pemerintah (PP) sebagai pedoman pelaksanan terutama PP. No. 25 tahun 2000 tentang kewenangan Pemerintah, Propinsi dan Kabupaten/Kota, harus digunakan sebagai referensi /patokan. Dengan demikian , pendesentralisasian fungsi-fungsi pendidikan tidak akan merubah peraturan perundang-undangan yang ada. Namun demikian, sampai saat ini  belum ada resep yang pasti tentang hal ini, karena seperti kita ketahui, otonomi pendidikan sedang bergulir dan sedang mencari formatnya, sehingga secara peraturan perundang-undangan (legal aspect) belum dimiliki, tugas dan fungsi sekolah dalam era otonomi saat ini. Sementara. Menunggu “legal aspect” yang akan diberlakukan kelak, fungsi-fungsi sekolah yang semula dikerjakan oleh Pemerintah Pusat/Dinas Pendidikan Propinsi /Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten, sebagian dari fungsi dapat dilakukan oleh sekolah secara professional. Artinya, suatu fungsi tidak dapat dilimpahkan sepenuhnya ke sekolah, sebagian masih merupakan porsi kewenangan Pemerintah Pusat, sebagian porsi kewenangan Dinas Propinsi, sebagian porsi  kewenangan Dinas Kabupaten/Kota, dan sebagian porsi lainnya yang dilimpahkan ke sekolah. Adapun fungsi-fungsi yang sebagian porsinya dapat digarap oleh sekolah dalam kerangka MPMBS ini meliputi: (1) proses belajar menagajar, (2) perencanaan dan evaluasi program sekolah, (3) pengelolaan kurikulum, (4) pengelolaan ketenagaan, (5) pengelolaan peralatan dan perlengkapan, (6) pengelolaan keuangan, (7) pelayanan siswa, (8) hubungan sekolah-masyarakat, dan (9) pengelolaan iklim sekolah. 
6. Konsep Dasar MPMBS
MPMBS dapat didefinisikan sebagai model manajemen yang memberikan fleksibilitas/keluwesan lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sumber daya sekolah, dan mendorong sekolah meningkatkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan mutu sekolah dalam kerangka pendidikan nasional. Karena itu, esensi MPMBS = otonomi + fleksibelitas + partisipasi untuk mencapai sasaran mutu sekolah. 
Otonomi dapat diartikan sebagai kewenangan/kemadirianm, yaitu kemandirian dalam mengatur dan mengurus dirinya sendiri, dan merdeka/tidak tergantung. Kemandirian dalam program dan pendanaan merupakan tolok ukur utama kemadirian sekolah. Pada gilirannya, kemandirian yang berlangsung secara terus menerus akan menjamin kelangsungan hidup dan perkembangan sekolah (sustainabilitas). Istilah otonomi juga sama dengan istilah “swa”, misalnya swasembada, swadana, swakarya, dan swalayan. Jadi otonomi sekolah adalah kewenangan sekolah untuk  mengatur dan mengurus kepentingan warga sekolah menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi warga sekolah sesuai dengan peraturan sendiri beradasarkan aspirasi warga sekolah sesuai dengan  peraturan perundang-undangan pendidikan nasional yang berlaku. Tentu saja kemandirian yang dimaksud harus didukung oleh sejumlah kemampuan, yaitu kemampuan mengambil keputusan yang terbaik, kemampuan berdemokrasi/menghargai perbedaan pendapat, kemampuan memobilisasi sumberdaya, kemampuan memilih cara pelaksanaan yang terbaik, kemampuan berkomunikasi dengan cara yang efektif, kemampuan memecahkan persoalan-persoalan sekolah, kemampuan adaptif dan antisipatif, kemampuan bersinergi dan berkolaborasi, dan kemampuan memenuhi kebutuhan sendiri.
Flesibilitas dapat diartikan sebagai keluwesan-keluwesan  yang diberikan kepada sekolah untuk mengelola, memanfaatkan dan memberdayakan sumberdaya sekolah  seoptimal mungkin untuk meningkatkan mutu sekolah, maka sekolah akan lebih lincah  dan tidak harus menunggu arahan dari atasan untuk mengelola, memanfaatkan dan memberdayakan sumberdaya. Dengan cara ini, sekolah akan lebih responsif dan lebih cepat dalam menanggapi segala tantangan yang dihadapi. Namun demikian, keluwesan- keluwesan yang dimaksud harus tetap dalam koridor kebijakan dan peraturan perundang- undangan yang ada.
Peningkatan partisipasi yang dimaksud adalah penciptaan lingkungan yang terbuka dan demokratik, dimana warga sekolah (guru, siswa, karyawan) dan masyarakat (orang tua siswa, tokoh masyarakat, ilmuwan, usahawan, dsb) didorong untuk terlibat secara langsung dalam penyelenggaraan pendidikan, mulai dari pengambilan keputusan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan yang diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang dilibatkan (berpartisipasi) dalam penyelenggaraan pendidikan, maka yang bersangkutan akan mempunyai “rasa memiliki” terhadap sekolah, sehingga yang bersangkutan juga akan bertanggung jawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan sekolah. Singkatnya makin besar tingkat partisipasi, makin besar pula rasa memiliki;  makin besar rasa memilik, makin bsar pula rasa tanggung jawab; dan makin besar rasatanggung jawab, makin besar pula dedikasinya. Tentu saja pelibatan warga sekolah dalam penyelenggaraan sekolah harus mempertimbangka keahlian, batas kewenangan, dan relevansinya dengan tujuan partisipasi. Peningkatan partisipasi warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan sekolah akan mampu menciptakan keterbukaan, kerjasama yang kuat, akuntabilitas, dan demokrasi pendidikan. Keterbukaan yang dimaksud adalah keterbukaan dalam program dan keuangan. Kerjasama yang dimaksud adalah adanya sikap dan perbuatan lahiriyah kebersamaan /kolektif untuk meningkatkan mutu sekolah. Kerjasama sekolah yang baik ditunjukan oleh hubungan antar warga sekolah yang erat, hubungan sekolah dan masyarakat erat, dan adanya kesadaran bersama bahwa output sekolah merupakan hasil kolektif teamwork yang kuat dan cerdas. Akuntabilitas sekolah adalah pertanggung jawaban sekolah kepada warga sekolahnya, masyarakat dan pemerintah melalui pelaporan dan pertemuan yang dilakukan secara terbuka. Sedangkan demokrasi pendidikan adalah kebebasan yang terlembagakan melalui musyawarah dan mufakat dengan menghargai perbedaan , hak azazi manusia serta kewajiban dalam rangka untuk meningkatkan mutu pendidikan. 
Dengan pengertian diatas, maka sekolah memiliki kewengan (kemandirian) lebih besar dalam mengelola sekolahnya (menetapkan sasaran peningkatan mutu, menyusun rencana peningkatan mutu, melaksanakan rencana peningkatan mutu, dan melakukan evaluasi pelaksanaan peningkatan mutu), memiliki fleksibelitas pengelolaan sumberdaya sekolah, dan memiliki partisipasi yang lebih besar dari kelompok yang berkepentingan dengan sekolah. Dengan kepemilikan ketiga hal ini, maka sekolah akan merupakan unit utama pengelolaan proses pendidikan, sedang unit-unit diatasnya (Dinas pendidikan Kabupaten/ Kota, Dinas Pendidikan  Propinsi, dan Departemen Pendidikan Nasional) akan merupakan unit pendukung dan pelayanan sekolah dalam pengelolaan peningkatan mutu berbasis sekolah.
7. Pelaksanaan MPMBS
a. Tahap-tahap Pelaksanaan
Melakukan Sosialisasi
Dalam melakukan sosialisasi MPMBS, yang penting dilakukan oleh kepala sekolah adalah “membaca” dan “membentuk” budaya MPMBS di sekolah masing-masing
Merumuskan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Sekolah
Sekolah yang melaksanakan MPMBS harus membuat rencana pengembangan sekolah. Rencana pengembangan sekolah pada umumnya mencakup perumusan visi, misi, tujuan sekolah dan strategi pelaksanaannya. Sedangkan rencana kerja tahunan sekolah pada umumnya meliputi pengindentifikasian sasaran sekolah (tujuan situasional sekolah), pemilihan fungsi-fungsi sekolah yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah diidentifikasi, analisis SWOT, langkah-langkah pemecahan persoalan, dan penyusunan rencana dan program kerja tahunan sekolah. Berikut diuraikan secara singkat mengenai perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah (tujuan situasional sekolah).
Merumuskan Sasaran
Berdasarkan tantangan nyata yang dihadapi sekolah, maka dirumuskanlah sasaran/tujuan situasional yang akan dicapai oleh sekolah. Meskipun sasaran dirumuskan berdasarkan atas tantangan nyata yang dihadapi oleh sekolah, namun perumusan sasaran tersebut harus tetap mengacu pada visi, misi dan tujuan sekolah merupakan sumber pengertian (sumber referensi) bagi perumusan sasaran sekolah.
Sasaran sebaiknya hanya untuk waktu yang relatif pendek, misalnya untuk satu tahun ajaran. Dengan demikian sasaran (misalnya untuk 1 tahun) pada dasarnya merupakan tahapan untuk mencapai tujuan jangka menegah (misalnya untuk jangka 3 tahun).
Mengindentifikasi Fungsi-fungsi yang Diperlukan untuk Mencapai Sasaran.
Setelah sasaran dipilih, maka langkah berikutnya adalah menindentifikasi fungs-fungsi yang perlu dilibatkan untuk mencapai sasaran dan yang masih perlu diteliti tingkat kesiapannya. Fungsi-fungsi yang dimaksud, misalnya, fungsi proses belajar mengajar beserta fungsi-fungsi pendukungnya yaitu fungsi pengembangan kurikulum, fungsi perencanaan dan evaluasi, fungsi ketenagaan, fungsi keuangan, fungsi pelayanan kesiswaan, fungsi pengembangan iklim akademik sekolah, fungsi hubungan sekolah masyarakat, dan fungsi pengembangan fasilitas.
Melakukan Analisis SWOT
Setelah fungsi-fungsi yang perlu dilibatkan untuk mencapai sasaran diidentifikasi, maka langkah berikutnya adalah menentukan tingkat kesiapan setiap fungsi dan faktor-faktornya melalui analisis SWOT (Strength, Weakness, opportunity, and Threat)
Analisis SWOT dilakukan dengan maksud untuk mengenali tingkat kesiapan setiap fungsi dari keseluruhan fungsi sekolah yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
 Alternatif Langkah Pemecahan Persoalan
Tindakan yang dimaksud lazimnya disebut  langkah-langkah pemecahan persoalan, yang hakekatnya merupakan tindakan mengatasi makna kelemahan dan/atau ancaman, agar menjadi kekuatan dan/atau peluang, yakni dengan memanfaatkan adanya satu/lebih faktor yang bermakna kekuatan dan/atau peluang.
Menyusun Rencana dan Program Peningkatan Mutu
Rencana yang dimaksud harus juga memuat rencana anggaran biaya (rencana biaya) yang diperlukan untuk merealisasikan rencana sekolah.
Melaksanakan Rencana Peningkatan Mutu
Dalam melaksanakan rencana peningkatan mutu pendidikan yang telah disetujui bersama antara sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat, maka sekolah perlu mengambil langkah proaktif untuk mewujudkan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan keterikatan-keterikatan birokrastis yang biasanya banyak menghambat penyelenggaraan pendidikan.
Melakukan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program, sekolah perlu mengadakan evaluasi pelaksanan program, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Merumuskan Sasaran Mutu Baru
PENUTUP
8. Kesimpulan
Berbagai kenyataan tidak optimalnya mutu sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah manajemen pendidikan. Dalam kenyataan, manajemen pendidikan yang selama ini bersifat sentralistik telah menempatkan sekolah pada posisi marginal, kurang berdaya, kurang mandiri, dan bahkan terpasung kreativitasnya. Untuk itu, Depdiknas terdorong untuk melakukan reorientasi penyelenggaran pendidikan dari manajemen peningkatan mutu berbasis pusat menuju manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS).
MPMBS adalah model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan, orang tua siswa, humas dan masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasrakan kebijakan pendidikan nasional.
Oleh karena itu, MPMBS sangat berguna dan bermanfaat bagi sekolah dalam melaksanakan proses belajar mengajar, perencanaan dan evaluasi program sekolah, pengelolaan kurikulum, pengelolaan proses belajar mengajar, pengelolaan ketenagaan, pengelolaan peralatan dan perlengkapan, pengelolaan keuangan, pelayanan siswa, humas dan pengelolaan iklim sekolah.
9. Saran
Pergeseran pendekatan manajemen ini jelas memerlukan penyesuaian-penyesuaian, baik secara teknis maupun kultural. Penyesuaian secara teknis dapat dilakukan melalui penataran, lokakaerya, seminar, dan diskusi tentang MPMBS. Sedangkan penyesuaian secara kultural, dapat dilakukan melalui manajemen pemikiran, tindakan, kebiasaan, hingga sampai terbentuk karakter MPMBS kepada semua warga sekolah sehingga kebijakan pendidikan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan bangsa bisa tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/03/konsep-manajemen-sekolah/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/27/mpmbs-dan-ktsp/
http://pakguruonline.pendidikan.net/mpmbs1.html

Akhmad Sudrajat, 2006. Konsep Manajemen. WORDPRESS: Kuningan

Sugiono, H dkk. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. UNESA PRESS : Surabaya.